NostaGila Banjir di Surabaya




Kenangan Banjir di Surabaya


Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak hari Senin membuat saya teringat akan kenangan ketika saya dulu mengikuti Diklat Pra Jabatan di LPMP Surabaya pada bulan Desember 2010. Diklat ini merupakan diklat yang wajib diikuti oleh CPNS, lamanya diklat selama kurang lebih 2 minggu.

Suhu di Kota Surabaya dan Malang memang bertolak belakang, saya ingat dulu di hari-hari pertama diklat saya selalu merasa gerah dan mudah sekali berkeringat. Padahal saat itu masih pagi hari. Belum lagi ketika hari beranjak siang, badan rasanya lengket semua dan bawaannya pengin mandi saja. Saat malam hari pun saya tidak merasakan kedinginan, kalaupun saya tetap berselimut itu agar badan tidak bentol-bentol semua terkena gigitan nyamuk.
Yaap, Diklat Pra Jabatan memang identik dengan masa-masa penuh perjuangan bagi para CPNS. Kami harus rela meninggalkan keluarga selama 2 sampai 3 minggu. Untungnya saya dulu statusnya masih bujang sehingga tidak begitu berat perjuangannya. Ada peserta dari instansi lain yang baru saja melahirkan namun tetap harus mengikuti diklat, dia terpaksa harus terpisah dari buah hati tercintanya.
Belum lagi, kami harus beradaptasi dengan orang-orang baru dengan berbagai sifat dan perilaku. Waktu diklat yang lama dan ritme yang monoton membuat beberapa peserta merasa bosan dan jenuh ketika memasuki pertengahan diklat. Pernah ada peserta tahun sebelumnya yang sampai mengalami stress hingga meminta pulang sebelum diklat usai.

Suatu hari, kalau nggak salah di pertengahan diklat, hujan turun dengan derasnya sejak sore hingga malam hari. Daerah tempat saya mengikuti diklat ternyata selama ini menjadi tempat langganan banjir. Namun kami tidak begitu khawatir sebab saat itu memang bukan musim hujan.
Nah, kejutan baru kami alami ketika esok harinya. Saat kami bangun kami dikejutkan dengan keriuhan yang terjadi di lantai satu asrama kami, saya kebetulan mendapatkan kamar di lantai dua. Ketika saya melihat ke luar asrama, barulah saya tahu jika tempat diklat kami banjir hingga semata kaki. Saya yang sejak kecil hingga dewasa tidak pernah mengalami kebanjiran, antara terkejut dan excited melihatnya. Dasar emang aneh, wong kena musibah banjir malah excited.



Saya dan peserta lainnya langsung turun ke bawah untuk melihat kondisi di lantai satu dan sekitar tempat diklat. Kasihan juga melihat teman-teman peserta diklat yang berada di lantai satu karena sebagian barang-barang mereka terkena air seperti tempat sepatu dan sepatunya juga pastinya.




Saya pun hanya bisa melongo melihat taman-taman yang biasanya terlihat indah, jalan bahkan ruangan tempat diklat terendam air hingga setinggi mata kaki. Emang dasar nggak pernah ngalamin banjir, saya dan teman saya malah asyik melihat-lihat banjir bahkan berfoto-foto.







Pagi itu pun kami terpaksa sarapan dan mengikuti diklat dengan kondisi lingkungan diklat masih terendam banjir. Meskipun begitu tak menyurutkan semangat kami, kami berjalan menuju ruang sarapan dan ruang diklat sambil membawa sepatu masing-masing. Untungnya ruang utama tempat diklat posisinya lebih tinggi sehingga tidak sampai terendam banjir. Alhamdulillah banjir yang melanda LPMP hanya berlangsung sehari saja, sore harinya banjirnya mulai surut dan esoknya kami bisa melanjutkan diklat seperti sedia kala.




Itulah kenangan saya mengalami banjir setinggi mata kaki ketika mengikuti Diklat Pra Jabatan di LPMP Surabaya. Sebuah kenangan yang akan menjadi kenangan dan cerita untuk anak-cucu saya kelak. Saya doakan semoga banjir yang saat ini melanda kota Jakarta dan sekitarnya lekas surut. Buat teman-teman blogger stay save and dry, tetap semangat yaa.

5 komentar

  1. Banjir selalu saja gak menyenangkan
    Tapi bisa juga jadi ajang instrospeksi sih, bahwa perilaku kitalah yang membuat alam begini

    Btw itu sempet2nya narsis ya hahahaha

    BalasHapus
  2. Syukurlah banjirnya nggak parah ya mas :)

    BalasHapus
  3. Kalau banjir gitu gk ada dispensasi kelas dimundurkan jam nya apa diskon hari gitu ? Hehehe

    BalasHapus
  4. maneh2 ojok sampek renang lho mas. hahahahhaha

    BalasHapus
  5. banjir kok foto foto sih? Palingan kalo aku disitu juga foto-foto, hahaha... di Malang jarang banjir siih ya

    BalasHapus