5 Fakta Unik Alvi Syahrin

 

5 fakta alvi syahrin

Pada bulan Oktober yang lalu, ada event book fair di kantor dimana salah satu agendanya adalah talkshow bersama beberapa penulis. Salah satu penulis yang kami undang adalah Alvi Syahrin. Jujur saja awalnya saya nggak tahu siapa itu Alvi Syahrin, maklum saja karena saya udah lama banget nggak up-date dengan dunia perbukuan. Serial terakhir dari Supernova aja -which is karya penulis idola saya yaitu Dee- nggak saya kelarin. Entah kemana minat baca saya pada buku, saya saat ini lebih suka membaca kisah-kisah hidup orang lain yang penuh drama di Quora hehehe.

Oke back to Alvi Syahrin. Ada beberapa fakta unik dari penulis ini yang saya ketahui dari pihak distributor buku, kebetulan saya ditunjuk menjadi salah satu PJ dalam event ini sehingga saya banyak berkomunikasi dengan mereka. Berikut fakta unik Alvi Syahrin yang saya ketahui dari pihak distributor:

  1. Alvi Syahrin tidak mengijinkan siapapun mengupload foto dirinya di internet. Bahkan saat talkshow sekalipun. Dia memang membatasi diri untuk terekspose di internet. Ya setiap orang memang punya prinsip masing-masing ya dan kita harus menghormatinya.

Bahkan ketika acara di kantor saya, dia sudah mewanti-wanti hal tersebut. Kebetulan kami menyiarkan acara talkshow-nya secara live juga di IG, nah Alvi melarang kami untuk save dan share video live tersebut. Kalau memang terpaksa harus upload maka bagian wajahnya harus ditutupi dengan stiker. Silakan kalian googling deh foto Alvi Syahrin di internet, kalian hanya akan mendapatkan foto-foto Alvi zaman masih bernaung di bawah penerbit Gagas Media.

  1. Alvi Syahrin tidak pernah bersedia foto bareng bersama para fans. Meskipun fans-nya itu cowok sekalipun, dia tidak mau foto bareng. Bahkan mas-mas distributor yang menangani setiap event dia juga ditolak saat minta foto bareng.

Kalau para fansnya mau minta foto bareng, maka Alvi hanya bersedia foto tangan bareng. Iyaap, kamu nggak salah baca, foto bareng tapi yang difoto tangannya aja. Tapi Alhamdulillah, saya dan rekan-rekan kerja saya berhasil foto bareng Alvi sebelum dia tampil. Ini berkat the power of emak-emak sih, jadi salah satu rekan kerja saya itu seorang ibu-ibu. Nah beliaulah yang berhasil “merayu” Alvi untuk foto bareng. Tapi tetap ya, tidak boleh diupload di sosmed.

  1. Konsep Talkshow Alvi Syahrin unik dan peserta selalu membludak. Ketika saya membahas rencana talkshow Alvi Syahrin bersama pihak distributor, mereka request agar disediakan fasilitas ruangan yang memadai. Awalnya talkshow ­diadakan di gazebo namun mendekati hari H, jumlah pembaca yang mendaftar di g-form talkshow Alvi Syahrin semakin banyak. Saat H-5 aja jumlah pendaftarnya sudah mencapai angka sekitar 500-600 dan puncaknya di H-1 sudah tembus 1.000 orang.

Alhamdulillah saat hari H, yang datang sekitar 800 orang. Kami terpaksanya membagi dalam dua ruangan sebab hall utama sudah tidak mampu menampung para fans Alvi yang terus berdatangan. Padahal saat itu kondisinya baru saja turun hujan lho.

5 fakta alvi syahrin


Yang membuat peserta talkshow Alvi membludak selain memang daya tarik bukunya yang besar juga konsep talkshow yang unik. Sepanjang saya menghadiri talkshow para penulis, baru kali ini saya melihat konsep yang berbeda dari penulis pada umumnya. Biasanya dalam acara talkshow MC-nya, nah Alvi tidak mau ada MC. Dia tampil berkolaborasi dengan sepupunya, Ardhi Mohamad yang juga seorang penulis. Terus keunikan kedua adalah Alvi mengajak para peserta berinteraksi dengan seru dimana dia membawa beberapa amplop yang dipilih oleh para peserta. Setiap amplop berisi surat yang isinya hal-hal yang harus dilakukan oleh Alvi Syahrin. Salah satunya dalam talkshow di kantor saya kemarin, ada satu amplop yang isinya Alvi sharing tentang titik terendah di dalam hidup Alvi. Yang juga bikin saya salut sama Alvi, dia tidak pernah melupakan sholat meskipun sedang talkshow. Kata pihak distributor, begitu terdengar adzan maka Alvi akan menghentikan talkshow untuk menjalankan ibadah sholat.

  1. Alvi Syahrin Melayani Curhat saat Sesi TTD Buku. Buku-buku Alvi Syahrin mengangkat tema self improvement, self healing dan mental health maka tidak heran jika ada pembaca yang saat berhasil bertemu dengan Alvi ada yang pengin sekedar ngucapin makasih karena sudah terbantu dengan tulisan Alvi hingga yang ngobrol bahkan curhat. Dan Alvi Syahrin bersedia mendengarkan dan meladeni para pembaca yang curhat! Pihak distributor bercerita pada saya, kalau saat talkshow terakhir di Surabaya acara TTD buku Alvi baru berakhir dini hari karena hampir setiap pembaca yang minta TTD sambil cerita dan curhat lamaa.

  1. 5 fakta alvi syahrin
  2. Alvi Syahrin Memilih Jalur Self Publishing. Alvi Syahrin mengawali karier di dunia kepenulisan di bawah naungan penerbit Bukune pada tahun 2012 dengan novel berjudul Dilema: Tiga Cerita untuk Satu Rasa. Kemudian dilanjutkan dengan novel Swiss: Little Snow in Zürich, I Love You; I Just Can't Tell You. Namanya mulai meroket setelah menerbitkan serial Jika Kita: Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta, Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa, dan Jika Kita Tak Pernah Baik-baik Saja. Alvi akhirnya dikenal sebagai penulis spesialis tema self improvement bahkan salah satu penerbit nasional mengatakan bahwa Alvi adalah pelopor tema tersebut.

Nah mungkin karena kesuksesannya tersebut, akhirnya Alvi Syahrin berani mengambil langkah besar dengan menerbitkan sendiri (self publishing) buku berikutnya. Dia mendirikan penerbitan bersama sepupunya yaitu Ardhi Mohamad yang bernama Alvi Ardhi Publishing.

Terhitung Alvi sudah menerbitkan 2 buku di Alvi Ardhi Publishing yaitu Insecurity is My Middle Name dan Loneliness is My Best Friend. Ardhi juga menerbitkan buku berjudul: What`s So Wrong About Your Self Healing  yang merupakan lanjutan dari buku sebelumnya yaitu What`S So Wrong About Your Life (Bhumi Anoma).

Oke Gengs Biru, itulah 5 fakta unik tentang Alvi Syahrin yang harus kalian ketahui, apalagi kalau kalian suka dengan tulisannya bahkan ngefans sama dia. Oh iya, saya dan Alvi memiliki 2 persamaan lho ternyata yaitu kami sama-sama pernah menerbitkan novel di Gagas Media dan memiliki self publishing. Saya dulu sempat mendirikan penerbitan bernama Mozaik Indie Publisher, sayangnya karena keterbatasan waktu dan SDM sehingga terpaksa vakum hingga sekarang.

buku-buku alvi syahrin


Jujur saja sih, saat mengetahui 2 persamaan diantara kami itu saya bertanya-tanya pada diri sendiri: “Kenapa saya dulu nggak bisa sesukses Alvi ya?” Ya mungkin saya dulu kurang maksimal mencurahkan kemampuan terbaik saya dan rejeki saya di dunia kepenulisan memang hanya segitu hehehe. Oh iya, saya akhirnya membeli buku terbaru Alvi: Loneliness is My Best Friend karena saya merasa related dengan tema besar yang diangkat. Tepatnya sih, saya yang dulu saat masih berumur belasan tahun dimana saya sering merasa kesepian karena basic saya yang introvert sehingga mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan.

Next saya akan review buku ini sekaligus sharing dan curhat kejadian-kejadian dalam hidup saya dulu yang related banget sama buku Loneliness is My Best Friend. Jika kalian merasa tulisan ini bermanfaat, jangan ragu untuk share ke sosmed, boleh tag/mention saya: Ihwan Hariyanto.

 

 

Tidak ada komentar