Suka Duka Menggunakan Transportasi Online



 
sumber tempo.co


Beberapa waktu yang lalu terjadi aksi demo dan mogok sopir taksi konvensional dan angkutan umum di beberapa kota, salah satunya di Malang. Rata-rata tuntutuan para sopir taksi itu sama yaitu menuntut agar ojek dan taksi online itu dihapus saja sebab dianggap telah merebut lahan rezeki mereka. Gara-gara aksi demo dan mogok tersebut konsumen menjadi korban karena tidak ada armada transportasi yang bisa dipergunakan. Untungnya masyarakat tergerak menolong satu sama lain, contohnya di Malang muncul aksi Nebeng Malang yang memberikan tebengan gratis selama masa aksi mogok mikrolet kepada pengguna mikrolet yang mayoritas adalah anak sekolah dan IRT.

Saya sendiri sudah beberapa kali menggunakan armada transportasi online baik itu yang menggunakan motor ataupun mobil. Sebagai konsumen saya merasa sangat terbantu dengan keberadaan ojek dan taksi online ini dengan beberapa alasan sebagai berikut:

Keuntungan Menggunakan Ojek atau Taksi Online


  1. Harga Lebih Murah
Sudah menjadi rahasia umum jika harga atau tarif ojek atau taksi online itu jauuh lebih murah. Pengalaman pertama saya menggunakan ojek online ketika saya ke Jakarta pada bulan Desember 2016, waktu itu saya selalu menggunakan ojek online saat bepergian. Lalu di bulan yang sama saat liburan ke Yogyakarta bersama keluarga, saya baru mencoba menggunakan taksi online. Yang terbaru ketika ke Surabaya bulan lalu saya kemana-mana menggunakan taksi online daripada menggunakan taksi konvensional.
Dari segi harga memang sangat berbeda jauh. Misalnya saja ketika saya ikut seminar di UGM bulan lalu, awalnya saya ditawari oleh sopir taksi konvensional dengan rute dari Stasiun Tugu ke UGM UC Hotel dengan tarif 50ribu. Tentu saja saya nggak mau, akhirnya saya memesan taksi online dan hanya perlu membayar 18ribu. 

  1. Bisa Dipesan Dari Mana dan Kapan Saja
Saya pernah melihat ojek online yang sedang melintas di lingkungan rumah saya pukul 11 malam. Saya salut melihat semangat tukang ojek tersebut.
Coba apakah bisa kita memesan ojek konvensional larut malam seperti itu? Hal inilah yang menjadi nilai plus kedua armada transportasi online di mata para konsumen.

  1. Alternatif Pekerjaan Baru
Ini dari sisi pengemudinya sih. Keberadaan ojek dan taksi online memberikan alternatif pekerjaan baru bagi orang-orang yang belum bekerja atau sudah bekerja namun memiliki banyak waktu luang. Di awal-awal kemunculannya, seorang tukang ojek online bisa mendapatkan penghasilan hingga jutaan rupiah.


Kerugian Menggunakan Ojek atau Taksi Online


  1. Tidak Bisa Naik atau Turun di Sembarang Tempat
Armada transportasi online memang bisa dipesan dari mana saja namun kita tidak bisa naik atau turun di sembarang tempat. Tempat-tempat yang tidak boleh dipakai sebagai ‘tempat janjian’ dengan sopir ojek atau taksi online antara lain: bandara, stasiun, terminal dan tempat-tempat yang menjadi tempat mangkal ojek atau taksi online.
Biasanya kita musti rela berjalan agak jauh dulu dari tempat-tempat di atas agar tidak menimbulkan perselisihan dengan ojek atau taksi konvensional. Kalau pas nggak hujan sih nggak apa-apa ya, susahnya kalau pas hujan dan bawa anak-anak. Biasanya sih ada yang pakai trik yaitu sopir taksi online diminta ikut turun dan pura-pura nganterin masuk ke dalam bandara/stasiun/terminal. Sebagai tanda terimakasih kita beri mereka bonus.

  1. Menjadi Makin Tergantung dengan HP
Karena ojek dan taksi online ini dipesan lewat aplikasi maka mau tak mau kita jadi makin tergantung dengan HP. Kalau biasanya kita bepergian harus selalu bawa HP agar tetap bisa komunikasi dengan keluarga dan eksis di social media maka sekarang tambah satu alas an lagi: agar bisa pesan ojek atau taksi online.

  1. Kebutuhan Kuota Semakin Penting
Ini dampak selanjutnya dari point nomer 2. Percuma bawa HP kalau nggak ada kuotanya, nggak bisa pesan armada transportasi online! Syukur-syukur deh kalau berada di tempat yang ada wifinya atau ada teman atau orang asing yang mau berbagi kuota atau pesenin ojek/taksi online buat kita wekekeke.

Gesekan yang terjadi antara armada transportasi online dan konvensional membuat Pemerintah akhirnya turun tangan. Sebelumnya Pemerinta telah mengeluarkan Peraturan Menteri No 32/2016 namun karena taksi konvensional kurang puas akhirnya Pemerintah merevisi lagi peraturan tersebut dan giliran para pelaku industry transportasi online yang melakukan penolakan. Revisi Peraturan ini telah diberlakukan sejak 1 April 2017.




Alih-alih terus protes dan berkonflik mulu, beberapa taksi konvensional melakukan terobosan agar tetap bisa eksis menghadapi menjamurnya keberadaan taksi online. Sebut saja Blue Bird yang merilis aplikasi My Blue Bird dan bekerjasama dengan Gojek dengan melucurkan Go Blue.
Saya beberapa kali memesan taksi Blue Bird lewat aplikasi My Blue Bird ketika jalan-jalan di Surabaya. Kelebihan kalau memesan lewat MBB adalah dapat diskon 20ribu. Trus nggak perlu khawatir naik atau turun di stasiun seperti kalau kita naik taksi online.
Selain Blue Bird, ada Orenz Taksi yang bekerjasama dengan Grab. Menurut info teman blogger di Yogyakarta, Gojek juga bekerjasama dengan Taksi 474747, armada taksi konvensional paling laris di Yogyakarta.

Sebelum saya menulis artikel ini, saya secara tak sengaja menemukan tulisan M Sena Luphdika yang berjudul Sisi Gelap Taksi Online.

Saya cukup banyak mendapatkan pencerahan dari tulisan Mas Sena di atas dan sedikit demi sedikit bebarpa point yang dikemukan tentang taksi online itu mulai terjadi di lapangan.

 

 
sumber: http://www.financialexpress.com

 

Akankah Tarif Armada Transportasi Online Tetap Murah?

 

Berdasarkan Peraturan Menteri No 32/2016 maka taksi online harus menerapkan tarif atas-bawah agar harganya tidak berbeda terlalu jauh dengan taksi konvensional. Hal ini memancing penolakan dari para pelaku industry transportasi online karena membuat masyarakat tak bisa mendapatkan harga yang terjangkau atau murah seperti sebelumnya.

Mungkin ada yang menganggap jika pemerintah mengeluarkan peraturan di atas dan berpihak pada armada transportasi konvensional karena menganggap pemerintah melindungi kemauan para pemilik modal yaitu perusahaan taksi, bis, dan juragan angkot. Padahal transportasi online seperti  Uber, Grab, Gojek juga didukung oleh para pemilik modal. Jadi sebenarnya sama saja.

Jika tidak ada investor yang menanam modal besar-besaran pada industri transportasi online mana mungkin harganya bisa jauh lebih murah daripada transportasi konvensional. Lalu sampai kapan hal ini akan terus berlangsung?

 

Benarkah Sopir Ojek atau Taksi Online Selalu Diuntungkan?

 

Saat ada acara di Surabaya dan hendak pulang ke Malang, kami sekeluarga naik taksi online menuju Stasiun Wonokromo. Seperti biasa saya selalu mengajak ngobrol sopir taksi online yang saya naiki (mobilnya bukan orangnya), topik paling hot dan mengorek banyak hal dari mereka adalah gesekan dengan taksi konvensional.

Nah kali ini beda, pak sopir taksi online ini malah curhat hal lain. Dia bercerita jika sekarang dia bergabung dengan dua taksi online: Grab dan Go Car. Mengapa sesebapak ini sampai bergabung dengan dua armada sekaligus?

Beliau mengatakan bahwa dia selalu pilih-pilih harga yang bagus, apalagi dengan adanya diskon atau voucher taksi online itu membuatnya cukup kewalahan. Bukan kewalahan karena harus nomboki namun dia harus lebih giat mencari penumpang agar depositnya lekas memenuhi nilai minimal untuk bisa dicairkan gajinya. Sesebapak ini menyebutkan di Grab minimal depositnya adalah 200ribu dan dia harus rela nyopir sampai larut malam agar bisa lekas mencapai nominal 200ribu.

Jauh sebelumnya, saat mbolang ke Jakarta saya pernah juga mendengar curhat sopir Gojek tentang penghasilannya yang menurun setelah makin banyak orang yang bergabung. Belum lagi adanya aplikasi ojek lain yang berani memberika harga lebih murah membuat persaingan semakin keras di antara sesama sopir ojek online.

 

Demikianlah sedikit cerita dan opini saya tentang armada transportasi online yang mewarnai dunia transportasi di Indonesia saat ini dengan segala pro dan kontranya. Sebagai konsumen, tidak dipungkiri kita pasti akan lebih memilih armada transportasi yang bisa memberikan kenyamanan, kecepatan dan harga yang bersaing. Dan itu memang hak kita sebagai konsumen. Namun sesekali cobalah untuk berempati jika mendengar curhatan sopir ojek atau taksi online. Saya sendiri biasanya selalu melebihkan ongkos jika naik ojek atau taksi online sebagai bentuk rasa terimakasih. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat, jika ada kurang lebihnya saya mohon maaf.

 


16 komentar

  1. Sampai detik ini baru sekali naik ojek online, itu pun dipesankan Manda. Kalau aku sih aplikasi ojek buat pantau harga aja, jd gak dikibuli ojek konvensional. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah belum pernah samsek naik ojek online di Malang, lha gimana ada motor he3
      Bisa juga tuh Mbak tipsnya biar ga digenjot harganya.

      Hapus
  2. Nunggunya lama dan kadang2 rutenya muter2 malahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih Manda, aku juga pernah ngerasain pas di Jakarta itu kebetulan tukang ojek online-nya baru 1 minggu dan baru lulus sekolah sehingga muter-muter. trus ga bisa pakai gugel maps, akhirnya aku yang navigasiin :D

      Hapus
  3. Sampai saat ini, aku belum pernah menggunakan jasa transportasi onlin3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga kalo ga pas keluar kota ga bakalan pernah menggunakan jasa transportasi online Wit he3
      Kecuali kepepet misalnya ga bawa motor atau butuh naik taksi dadakan.

      Hapus
  4. Saya belum pernah naik transport online, tapi postingan mas ihwan cukup mencerahkan. Btw kasihan juga ya pekerjanya dengan semakin menjamurnya transportasi online

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesekali cobain Mbak he3
      Iya Mbak sudah hukum alam jika potensial maka banyak yang bergabung dan persaingan semakin ketat.

      Hapus
  5. Dua tahun ini saya jadi pelanggan setia transportasi online... :)

    BalasHapus
  6. Selama ini sih alhamdulillah banyak sukanya naik transportasi online, ngebantu aku mobile banget :D

    BalasHapus
  7. Transportasi Online sangat membantu banget pas lagi liburan keluar kota, lebih aman dan cepet.
    :)

    BalasHapus
  8. sekarang kalau naik gojek kayak pacaran backstreet
    harus cari tempat ketemu yang gokil
    apalagi kalo pesennya di dekat terminal atau stasiun, huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sih? Brarti kalo lokasi penjemputan di stasiun ga bisa yah?

      Hapus
  9. Karena ga punya sim ya jadi ojek Online jd andalan. Murah, cepet, dan ga mikirin parkir kendaraan

    BalasHapus
  10. saya pelanggan setia taksi online. selain harganya udah jelas dan gk ribet

    BalasHapus