Pengakuan Pelaku Ghosting

 

ghosting dalam percintaan

Ghosting, kata ini selama seminggu belakangan banyak dibahas dan dicari terutama di dunia nyata. Hal ini bermula ketika seorang wanita bernama Meilia Lau marah-marah di social media gara-gara putrinya yang bernama Felicia Tissue di-ghosting oleh mantan pacarnya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan 5 tahun dan kedua keluarga sudah sangat dekat. Postingan Ibu Meilia menjadi viral karena mantan pacar putrinya tersebut adalah anak bungsu dari orang nomer satu di negeri ini yaitu Kaesang Pangarep.

Ibu Meilia menuduh Kaesang ghosting karena mendadak memutuskan komunikasi sejak Januari 2021 padahal di Kaesang sudah berjanji akan menikahi Felicia bulan Desember 2020. Dan Ibu Meilia makin murka setelah mengetahui jika Kaesang menjalin hubungan dengan cewek lain bernama Nadya Arifta yang tak lain dan tak bukan adalah karyawan Kaesang dan Felicia.

Netijen terbelah menjadi dua kubu gara-gara postingan Ibu Meilia. Kebanyakan yang mendukung Ibu Meilia dan Felicia adalah para cewek yang pernah menjadi korban ghosting. Mereka pun menyetujui ucapan Ibu Meilia yang menjuluki Nadya: Karyawan Makan Majikan. Sementara pihak yang kontra menyebut Ibu Meilia terlalu lebay dan ikut campur hubungan asmara putrinya. Pasangan yang sudah resmi menikah aja bisa berpisah apalagi yang masih sebatas pacaran.

Apalagi setelah itu Kaesang memberikan klarifikasi bahwa sebenarnya Kaesang sudah meminta putus namun malah dimaki-maki oleh Ibu Meilia. Bahkan Kaesang membongkar sikap Ibu Meilia yang disebut sudah bersikap tidak pantas kepada Ibu Iriana Joko Widodo. Netijen pun mulai ragu dan bingung apakah benar Felicia sudah menjadi korban ghosting Kaesang ataukah Ibu Meilia sebenarnya kecewa berat karena gagal menjadi besan Pak Jokowi.

Aah entahlah, biarlah waktu yang menjawab. Kita sebagai orang luar jangan terlalu menghakimi kedua belah pihak karena kita nggak tahu kisah yang sebenarnya kayak gimana. Nah daripada pusing mikiran hubungan Felicia-Kaesang-Nadya, saya mau sharing cerita ghosting yang pernah saya alami wekekeke.

Apa itu Ghosting

Sebelum Kaesang viral dengan tuduhan Ghosting, saya beberapa kali membaca atau mendengar kata ghosting di Tiktok. Dugaan saya waktu itu ghosting adalah ketika seorang cowok mendadak menghilang di tengah proses PDKT tanpa penjelasan apapun, padahal si cewek sudah terlanjur jatuh hati. Status si cewek jadi tergantung karena jika dibilang putus juga enggak karena mereka belum resmi jadian.

Tapi sekarang Ghosting semakin meluas definisinya, bukan hanya pada yang masih proses PDKT tapi yang sudah menjalin hubungan yang cukup lama. Istilah Ghosting juga digunakan pada hubungan pertemanan dan pekerjaan. Misalnya teman kerja yang mendadak ngilang saat kerjaan lagi menumpuk, itu kan nyebelin banget.

Ghosting Cewek Kuliahan

 

ghosting dalam percintaan

Cerita ghosting pertama bermula dari perkenalan saya dengan seorang cewek kuliahan di Facebook. Saya lupa sih gimana awalnya bisa kenalan sama dia, sebut saja namanya Nella. Saat pertama melihat foto Nella sebenarnya saya nggak naksir-naksir amat sih. Berhubung saya lagi di fase lama menjomblo akhirnya saya coba mengenal dia lebih dekat. Dasar lo Wan, sok kegantengan wekekekeke.

Dari ngobrol di Facebook, kami lanjut ngobrol via SMS. Maklum, waktu itu belum ada WA jadi komunikasinya via SMS aja. Nella ini ngekosnya di daerah perumahan belakang ITN Malang, which is adalah perumahan yang cukup bagus. Jadi sudah terbayang kalau Nella ini dari keluarga yang cukup berada.

Nah suatu ketika saya dapat tiket konser band GIGI dari kantor. Sebenarnya tiap staff hanya dapat 1 tiket, kebetulan teman kerja saya tidak berminat sehingga saya punya 2 tiket. Saya pun langsung punya ide untuk mengajak Nella menonton konser GIGI. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Nella ternyata ngefans ama GIGI sehingga dia pun menyambut baik ajakan saya.

Di hari H, sepulang dari kerja saya menjemput Nella di kos-kosannya. Agak deg-degan juga sih karena ini adalah pertemuan kami yang pertama semenjak kenalan di FB. Bodohnya saya, tidak membawa baju ganti yang lebih oke buat kencan. Mungkin karena saya tidak bersungguh-sungguh sehingga saya tidak berusaha menampilkan the best of me.

“Nella, aku udah di depan kosanmu neh. Kosanmu yang pagarnya warna kuning kan?”

“Iya bener, oke bentar aku keluar ya.”

 

konser gigi

Saat pertama melihat Nella di dunia nyata, saya akui dari segi penampilan Nella cukup OK. Malam itu dia beneran totalitas, make-up tebal, pakaian yang  fashionable dan memakai high heels. Saya merasa kebanting banget karena penampilan saya apa adanya. Yang agak mengganjal adalah wajah Nella agak beda dengan foto profilnya di FB. Hmm sepertinya sih dia mengedit fotonya.

Sepanjang perjalanan dari kosan hingga ke tempat konser kami tidak banyak mengobrol, lebih banyak diamnya sih. Agak awkward sih, mungkin karena ekspektasi kami berdua yang tidak terpenuhi di kencan pertama kami malam itu. Saat konser pun saya tidak menikmati pertunjukan, penginnya sih segera pulang aja.

Singkat cerita, acara nonton konser GIGI itu menjadi kencan pertama sekaligus terakhir kami. Sejak saat itu saya juga tidak menghubungi Nella lagi, demikian juga dengan dia. Entahlah siapa yang nge-ghosting dalam cerita ini, mungkin kami sama-sama nge-ghosting.

Kisah LDR yang Singkat

Tidak pernah terpikirkan bagi saya untuk menjalin hubungan jarak jauh atau LDR (Long Distance Relationship) karena pengalaman saya hidup berjauhan dengan ayah membuat saya membenci hal itu. Alkisah saya mengenal seorang gadis di sebuah platform blog, dia berasal dari kota di Jawa Tengah, sebut saja namanya Tia. Hubungan kami sangat akrab layaknya sahabat, bahkan kami punya panggilan sayang satu sama lain. Hmm sebenarnya bukan panggilan sayang ala orang pacaran sih, tapi lebih ke panggilan buat lucu-lucuan gitu.

 

ghosting dalam percintaan

Meskipun Tia sebenarnya bukan tipe saya tapi jujur saya merasa nyaman dengan Tia, dia tuh cewek yang lucu dan suka ngebanyol. Hari-hari saya jadi happy setiap kali berinteraksi dengannya meskipun hanya lewat dunia maya. Tapi saya ragu apakah rasa ini beneran perasaan cinta atau hanya kenyamanan sebagai seorang sahabat saja. Akhirnya saya putuskan ngajak dia kopdar untuk mencari tahu rasa yang sebenarnya.

Tia sangat senang ketika saya memberitahunya kalau saya akan datang ke kotanya. Dia benar-benar perhatian, sepanjang perjalanan dia menanyakan posisi saya sudah dimana. Bahkan dia sangat kuatir ketika saya ngasih tahu kalo saya mabuk perjalanan. Saya bisa merasakan perhatian dia pada saya, dia ngasih support agar saya tetap survive sampai di kotanya.

Pagi yang cerah menjadi saksi pertemuan pertama kami. Tia mengajak saya sarapan di tempat favorit dia, setelah itu kami pun menjelajah kota dari siang sampai sore dengan mengendarai motornya. Ternyata saya merasa semakin nyaman jalan sama Tia, bahkan dia terlihat lebih cantik dan menawan di mata saya karena sifat dan personality-nya. Saya pun memutuskan menembak dia sebelum kami berpisah. Alhamdulillah dia menerima saya, sejak saat itu kami resmi jadian. Meskipun hanya LDR, kami menjalani hubungan ini dengan sungguh-sungguh. Kami berusaha menghadirkan diri pada setiap komunikasi yang terjalin, baik itu lewat sms maupun telepon. Waktu itu belum ada WA sehingga kami tidak bisa Video Call.

Namun saya merasa semakin lama, perasaan di dalam diri ini semakin berkurang. Seperti saya bilang di awal, saya tidak menyukai LDR. Memang sih, Tia semakin perhatian semenjak kami pacaran namun saya tetap membutuhkan kehadiran dia secara nyata di samping saya. Secara perlahan saya mengurangi komunikasi dengan Tia. Kalau dia sms, saya tidak segera membalas. Jika dia menelpon saya bilang sedang sibuk atau tidak memungkinkan untuk menerima telpon dari dia.

 

ghosting dalam percintaan

Di fase ini saya hampir saja melakukan apa yang dinamakan Ghosting. Saya melakukan ini untuk menguji perasaan saya pada Tia, apakah saya masih mencintainya. Apakah hubungan ini akan saya pertahankan atau disudahi saja.

Tia rupanya menyadari perubahan sikap saya. Awalnya saya tidak mau mengakui, saya takut akan melukai Tia. Namun jika saya tidak jujur maka itu tidak adil baginya. Dia sudah memberikan segenap rasa dan cintanya pada saya sementara perasaan di hati ini tidak sama lagi. Tia sangat terpukul ketika membaca pengakuan saya. Dia tidak percaya bahkan meminta untuk bicara di telepon untuk memastikan namun saya tidak mengabulkannya.  Mungkin saya jahat tapi saya akan lebih jahat lagi jika membohonginya terus-menerus.

Itulah cerita saya yang berhubungan dengan ghosting. Bagi Anda yang saat ini sedang PDKT atau menjalani hubungan jika memang merasa sudah tidak ada rasa lagi dan tidak bisa melanjutkan hubungan maka jujurlah pada pasangan. Jangan sampai Anda menggantung atau ghosting si dia karena hal itu lebih menyakitkan daripada putus cinta. Orang yang kena ghosting kebanyakan jadi bingung apa yang salah dengan dirinya, merasa diri tidak berharga, overthinking, trauma bahkan termasuk dalam kekejaman emosional. Apakah Anda juga punya pengalaman tentang Ghosting, pernah menjadi korban atau jangan-jangan Anda adalah pelaku Ghosting? Yuk sharing di kolom komentar, makasih.

 

 

19 komentar

  1. lagi hits bgt ya ngeghosting, wkwk. duluu aku ternyata pernah ngeghostingin cowok juga. biasalah pas smp masa remaja pas zaman-zamannya kenal-kenalan via hp. singkat kata aku kenalan sama cowok sma, lanjut curhat bareng, dia ngajakin jadian. akunya nggak mau, jadi pas tamat smp aku ganti nomor. entah darimana dia tahu nomor hpku yang baru (mungkin tau dari temenku soalnya aku sempat ngenalin temenku ke dia), kucing2an aku sama dia, sampe nelepon ke rumah, yang angkat mamaku. aku ganti nomor sekali lagi dan mungkin dia juga lelah, jadi gak pernah neror lagi hahaaa

    BalasHapus
  2. Hai mas Ihwan..lagi hype banget ya masalah perghostingan ini hehehe. Mungkin karena yg lagi diomongin itu anaknya presiden ya jadi rame banget. Kalo menurut saya sih ghosting atau menghilang tanpa jejak atau pamit di suatu hubungan sih harusnya gak bisa dilakukan ya, baik oleh pihak cewe atau cowo. Pisah or pamit baik-baik kan enak, walau mungkin menyakitkan tp jadinya statusnya jelas drpd ditinggal saat lagi sayang-sayangnya eeaa..hehehe

    BalasHapus
  3. Bahasan yang lagi naik daun nih, Mas. Mana ada yang bilang muka saya mirip sama pacarnya yg ngeghosting tea. Haha.. Ngomongin ghosting kayaknya saya belum pernah melakukan dan dighostingin sih. Anaknya lurus alhamdulillah *shombonk wkwk. Pernah ada niatan mau ghosting (calon) suami dulu soalnya kayak nggak jelas gitu dia mau maju diem aja, mundur juga kagak. Yaudah saya melipir dikit-dikit, baru dipepet akhirnya ngelamar dan nikah. Haha..

    BalasHapus
  4. sering di ghosting sama bos dikantor mas, hahaha kasih kerjaan gak kira-kira terus diburu-buru eh taunya dia pulang aja gitu gak ada omong2 kalo kerjaannya bisa di pending sampe besok atau lusa, hufff

    BalasHapus
  5. Duh,, ghosting. Ntahlah, apakah saya juga pernah melakukannya atau nggak. Karena pernah ada seseorang yang mengaku pernah berpacaran dengan saya, padahal saya nggak tahu kapan dan dimana tepatnya dia menyampaikan perasaannya atau istilahnya nembaklah ya.

    Eh saat saya baru resign dari perusahaan perkebunan kelapa sawit, dia yang notabene sudah lama nggak komunikasi dengan saya tiba-tiba muncul bilang kalau saya berubah. Padahal seingat saya, dianya yang lebih dulu berhenti menghubungi. Dududu... APakah saya juga ngeghosting?

    BalasHapus
  6. Ghosting ini jadi heboh 1 Indonesia karena kejadiannya sama anak presiden, yaa. Hihi. Memang nggak enak sih kalau dalam sebuah hubungan ditinggalin tanpa ada kejelasan apalagi kalau tiba-tiba salah satu pasangan menghilang dan tiba-tiba ada pacar baru. Heu

    BalasHapus
  7. Sejatinya perempuan itu tidak suka digantung mas. Jadi sebenarnya gpp juga kalau laki-laki mau mundur asal ada pernyataan secara formal. Mungkin perempuan bisa menerima kenyataan bahwa hubungan tidak berlanjut. Sama halnya dengan laki-laki kan juga bisa jadi butuh kepastian sehingga perempuan pun jgn melakukan ghosting

    BalasHapus
  8. Omaigattttt. Kalau engga ghosting ya pelakor, dua hal yang selalu jadi perdebatan-ghibah para netijen Indonesia.
    Tapi kalau diingat-ingat, saya juga pernah di ghostingin sama cowo haha. Ya saya ghostingin balik dong. Rupanya yang terakhir ghosting-in saya berakhir jadi suami.
    Jadi kalau boleh saya kasih saran buat ciwi-ciwi yang di-ghosting-in sama cowo. Kaleyan wajib ghostingin balik, tunjukkan sikap tegas dan mandiri. Kalau jodoh yaa ngga akan kemana kooookk. Tapi kalau ngga jodoh yaa wajib ditinggalin dong.
    Betewe mas Ihwan juga pernah ghosting-in istri ngga nih? hehe maapkan atas pertanyaan usil saya ✌🏻😆

    BalasHapus
  9. Begitu mendengar kata "Ghosting" ini viral, aku senyum-senyum sendiri. Sebenarnya hal ini bukan hal baru kan, ya. Tapi, karena ini perkara isunya berkaitan sama anak pejabat nomor 1 di Indonesia, jadi se-Indonesia pun ramai. Yang pernah di ghosting, selamat, Anda semakin kuat, hehehe.

    BalasHapus
  10. Kadang memang ada orang yang layak untuk dighosting. Soalnya kalau ga hilang mendadak tanpa kabar, itu orang bakal balik kasih perhartian dan segala macamnya, tapi engga ada niat untuk komitmen dan jatuh-jatuhnya cuma nyakitin diri kita sendiri. Hehehehe malah saya yang jadi curcol di sini.

    BalasHapus
  11. Wkwkwkw, ngikik bacanya nih Mas.
    Yah, begitulah lika liku hubungan antar insan ya
    Pengalaman ghosting-meng-ghosting ini memang unik.

    BalasHapus
  12. aku juga sempet jadi kepo dengan istilah ghosting ini sih, sampe kemarin akhirnya menemukan literaturnya, bahkan korbanya dinamakan ghostee...
    Gara gara anak pembesar negeri nih. jadi rame

    BalasHapus
  13. Emang nih ghosting bikin geger dunia maya, katanya bukan dia yang ghosting tapi ekspetasi kamu yang berlebihan wkwkwk

    BalasHapus
  14. Woooo dasar lo tukang ghosting wkwkwk
    Haha itu yg kenalan dari FB lucuk banget sih, makane nek durung kopdar ojo pacaran dhisik haha.
    Trus yg Tia Tia kuwi piye kabare?

    BalasHapus
  15. aku gak inget sih, pernah punya pengalaman ghosting atau enggak
    soalnya yang buruk2 aku lupain

    tapi yaa sesuatu yang utk masa depan dan akan dijalani seumur hidup, harus disampaikan sejujur-jujurnya. meski awalnya sakit sih, tapi daripada sakit berkepanjangan
    dan PDKT itu kan salah satu ikhtiar kita untuk mencari pasangan yang saling cocok

    BalasHapus
  16. Aku jelas gak pernah punya pengalaman ghosting mengghosting dalam hubungan percintaan, soalnya emang gak pernah pacaran, haha..
    Kalau dalam hubungan lain, entah yaa.. lupa aku.
    Tapi asyik nih nyimak cerita mas Ihwan. Trus aku penasaran sama si Tia, sekarang udah berkeluarga juga atau gimana?

    BalasHapus
  17. Sebenarnya saya penasaran, ini ghosting istilah buat-buatan Indonesia aja atau memang istilah global? Setiap kali ada yg ngasih arti, semua dalam bahasa Indonesia. Bukan bahasa inggris. Jangan2 di LN sana malah ga dikenal :)

    BalasHapus
  18. Lagi booming banget ya istilah ghosting ini dan makin meluas maknanya. Aku awalnya juga kaget itu ibuknya mencak-mencak di medsos. Ketauan galak banget.

    BalasHapus
  19. Wah, nostalgia ala ghosting-nya ga seru ya. Sudah niat nge-date pertama ternyata sama-sama diam. Mungkin diam mnunggu. Tentang Kaesang dan Nadya, saya ga ngikutin kcuali baca status dan biasanya sepotong. Ternyata kayak gitu

    BalasHapus